Gadis cantik itu bernama Nabila.
Sosok inspiratif bagi remaja putri yang saat ini menempuh pendidikan tinggi
kesehatan, khususnya kebidanan dan generasi muda gen Z. Prestasi di torehkan
Nabila sebagai lulusan terbaik dengan IPK
4.00. Sempurna...
“Setiap duka yang kita dapatkan, akan menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan yang lebih besar”
Namaku Nabila Putri Fahimah, Tahun 2021 resmi menjadi bagian dari Akbid Harapan Mulya Ponorogo
sebagai mahasiswa baru. Kuliah di kesehatan, apalagi jurusan kebidanan sebenarnya
bukan keinginanku. Tetapi, seiring berjalannya waktu, aku merasa bahwa jadi seorang Bidan adalah takdirku. Hal ini patut
aku syukuri, karena tidak mudah bisa masuk kuliah di bidang kesehatan. Jika aku
menoleh ke belakang, ke masa awal masuk kuliah, teringat kembali betapa aku
tidak begitu suka kuliah kebidanan, ya..mungkin karena tidak murni lahir dari
hatiku sendiri. Tetapi aku tidak mau berlarut dengan suasana hati yang tidak
enak. Aku terus mencoba beradaptasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
di kampusku. Ternyata benar, dengan menerima dan menjalankan apa yang jadi
kewajiban mendatangkan kebaikan. Walaupun aku tinggal jauh dari keluarga,
situasi di Akbid Harapan Mulya Ponorogo berhasil membuatku nyaman dan senang.
Di kelilingi teman-teman, Bapak Ibu dosen yang sangat baik dan ramah, bisa
mengobati rinduku akan suasana kampung halamanku di Tulungagung.
Kuliah kujalani dengan enjoy,
apalagi aku juga aktif dalam organisasi senat mahasiswa. Kami sering berbagi
pengetahuan, bertukar informasi lintas angkatan, sehingga pikiran lebih fresh
walaupun sedang banyak tugas. Jadi ada tempat “pelarian” sementara dehh…hehehe.
Tapi, tetap komitmen dan tidak lalai dalam tugas utama kuliah.
Lulus dengan predikat sempurna dan
sangat memuaskan, IPK 4.00 jelas impian semua teman-teman. Nilai akhir itu
tidak mudah jalannya, tetapi aku diberikan kemampuan oleh Allah untuk
meraihnya. Kuliah bidang kesehatan harus mau “makan paket komplit” ---kesulitan,
kerumitan, tantangan dari tugas-tugas akademis, perkuliahan tatap muka,
praktikum di laboratorium, lahan praktek ( Bidan Praktek Mandiri, Rumah Sakit),
tawa canda, air mata, rasa lelah dan
stress yang melanda ---ternyata semua yang aku rasa mustahil itu bisa kugapai,
bisa aku buktikan.
Ketika di Tanya apa rahasianya, aku
jawab, “Miliki Buku Pintar” yang berisi
rangkuman materi, penjelasan dari dosen, selalu aktif bertanya, browsing materi tambahan terkait
dari youtube, jurnal dan artikel ilmiah”. Sebagai Gen Z, harus pandai memanfaatkan
teknologi dan inovatif . Bosan belajar, ganti suasana belajarnya. Mengerjakan
tugas sambil nongkrong cantik atau belajar sambil mendengarkan musik.
Namun, memang tidak bisa dipungkiri
bahwa ketika mencari ilmu, aku harus menelan “paket komplit’ yang rasanya tak
terbayangkan. Ketika aku berada di fase itu,
aku teringat bagaimana perjuangan orang tuaku sampai bisa kuliah. Aku teringat
hal manis, lucu yang aku lalui bersama teman-teman di bangku kuliah, sehingga
semangatku yang sempat pudar, kembali menyala.
Dan perlu di ingat, bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Aku percaya, bahwa tidak ada kesuksesan yang bisa datang dengan mudah, aku harus merasakan sakitnya dahulu, capek, dan dukanya, agar nantinya aku bisa memanen kebahagiaan, kesuksesan di kemudian hari.Setiap duka yang kita dapatkan, akan menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan yang lebih besar. Teruslah berjuang, jadikan duka sebagai bumbu untuk memperkuat kehidupan. Salam sehat untuk kita semua!!!
Nabila Putri
Fahimah, A.Md.Keb.