Etis, gadis cantik dari Pulau Seberang itu memilih untuk tidak pernah menyerah atas apapun kondisi yang dihadapi. Berkutat dengan tugas dan tanggung jawab pendidikan membawanya menjadi pribadi yang kuat dan dewasa. Hingga tiba saatnya nanti mengabdikan ilmu di tanah kelahiran dengan tegak berdiri sebagai seorang Bidan.
Sejak keci lcita-citaku adalah menjadi bidan. Entah mengapa, rasa itu begitu kuat menyelubungi hati kecilku. Bidan dalam pikiranku adalah sosok perempuan dengan tugas mulia. Cantik dan lembut, berpakaian putih bersih dan jadi idaman banyak orang.
Orang tuaku memberiku nama Etis Fatmala Arum. Aku lahir di Lampung , 20 November 1999. Sebuah kota di seberang pulau Jawa, lumayan jauh dengan tempatku kuliah, yaitu, Ponorogo. Kota penuh guratan sejarah perjalananku menuntut ilmu, menggapai cita-citaku. Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Adik perempuanku saat ini duduk di bangku SMP . Aku berasal dari keluarga sederhana. Ayahku petani, sedangkan Ibu wiraswasta. Orang tuakulah yang deras menanamkan nilai pentingnya kerja keras dalam hidup dan jadi pribadi mandiri.
Perjalananku bermula di tahun 2017, setelah lulus dari SMK Kesehatan Cahaya Dharma Lampung, jurusan keperawatan. Teringat akan impian menjadi bidan, Aku bertekad menyeberang pulau, memberanikan diri jauh dari orang tua dan keluarga besar untuk menuntut ilmu, kuliah di Akbid Harapan Mulya Ponorogo. Hatiku awalnya ragu, tidak yakin apakah Aku berani jauh dari keluarga, karena selama ini Aku belum pernah hidup jauh dari mereka. Tapi orangtua meyakinkanku dan memberikan kepercayaan besar bahwa aku mampu melewati masa-masa sulit di perantauan. Berbekal restu dan harapan dari orang tua, jadi pemacu semangatku untuk memilih langkah besar ini.
Waktu terus berjalan, berganti hari, bulan dan tahun. Setiap kesulitan yang hadir, berhasil Aku lalui. Di penghujung masa studi, Aku tertuntut untuk lebih fokus dan ekstra power baik tenaga maupun pikiran dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) . Rasa lelah dan menyerah sempat membayang. Tetapi ketika terlintas wajah dan perjuangan orang tua, Aku kembali “Hidup”. Aku tidak mau gagal. Aku susun kekuatan diri, bangun , semangat dan berjuang lagi. Sampai akhirnya purna sudah tugas akademisku. Bahkan anugerah wisudawati terbaik Aku terima, pada perhelatan Wisuda XIII, 14 Oktober 2020. Rasa haru, bangga dan percaya diri melingkupi diri ini. Lirih terucap dalam hati, “Alhamdulillah...ternyata Aku Bisa mewujudkan impianku Jadi Bidan.
Kalau boleh Aku katakan, proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Aku bersyukur telah berada di titik ini. Terimakasih terdalam untuk kedua orangtuaku dan keluarga atas supportnya. Untuk Almamater tercinta Akbid Harapan Mulya Ponorogo. Aku merasakan hangatnya kebersamaan, nikmatnya perjuangan. Aku bisa tumbuh jadi pribadi mandiri, optimis, lebih berani mencoba hal baru. Dari gadis pemalu menjadi percaya diri. Ibarat ulat kepompong berubah jadi kupu-kupu yang anggun dan cantik. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama, tergantung bagaimana kita berani mengambil langkah merengkuhnya.